ISOLASI DNA KROMOSOM
I. TUJUAN
1. Untuk mengisolasi DNA kromosom.
2. Untuk mengetahui taknik isolasi DNA kromosom.
II. METODOLOGI
Praktikum acara “Isolasi DNA Kromosom” dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Adapun alat-alat yang digunakan dalam acara ini adalah tabung eppendorf, mikropipet beserta tipnya, alat sentrifugasi, shaker, tabung erlemneyer beserta kapas penutup. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah medium LB (Luria Bertani) dan YMC (Yeast Manitol Cair), ampisilin, GTE (50 mM glucose, 25 mM Tris-Cl, 10 mM EDTA, ph 8), larutan potassium asetat, NaOH, SDS (Sodium Dodecyl Sulfate), enzim lysozyme, isopropanol, TE buffer, PC (phenol/chloform), dH2O.
Isolasi DNA kromosom
Pada sel bakteri yang sebelumnya telah ditumbuhkan dalam 2-5 ml medium cair LB dan diinkubasikan pada penggojog berputar (rotary shaker) berkecepatan 150 rpm selama 1 hari. Dilakukan pemanenan, disentrifugasi 1,5 ml sel di dalam eppendorf sehingga diperoleh pelet sel menggunakan sentrifuge berkecepatan 13.000 rpm selama 5 menit. Pelet diresuspensikan di dalam eppendorf dengan menambahkan 460 μl buffer TE (10 mM Tris-klorida pH 8,0 dan 0,1 mMEDTA pH 8,0), divorteks hingga homogen. Ditambahkan 50 μl lysozim (60 mg/ml) dicampurkan dengan membolak-balik secara perlahan-lahan. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 1 jam.
Setelah selesai inkubasi pertama ditambahkan 30 μl SDS 10%, dicampurkan kembali dengan membolak-balik secara perlahan kemudian diinkubasikan kembali pada suhu 37 oC selama 1 jam. Ditambahkan NaCl 5 M sebanyak 100 μl dan CTAB 80 μl, lalu dicampurkan kembali dengan membolak-balik secara perlahan. Diinkubasikan kembali pada suhu 65-68 oC selama 30 menit sambil dibolak-balik secara perlahan tiap 15 menit.
Ditambahkan chloroform dengan perbandingan 1:1 yang selanjutnya dibolak-balik kurang lebih 100 kali, lalu dsentrifuge dengan kecepatan 13.000 rpm selama 1 menit. Supernatan yang tersisa dibuang dan pelet yang tersisa ditambahkan etanol 70% sebanyak 100 μl dan disentrifuge kembali dengan kecepatan 13.000 rpm selama 1 menit. Etanol dibuang dengan menggunakan pipet secara perlahan, pelet yang didapatkan dikering anginkan kurang lebih 1 jam lalu ditambahkan TE sesuai dengan banyaknya pelet yang didapatkan.
Pemurnian DNA kromosom
RNAse ditambahkan sebanyak 1μl ke dalam ekstrak DNA yang didapat dan diinkubasikan pada suhu 37 oC selama 1 jam. TE ditambahkan sampai kurang lebih 100μl dan phenol chloroform dengan perbandingan 1:1, lalu dibolak-balik secara perlahan. Kemudian disentrifuge dengan kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit.
Supernatan bagian atas diambil dan ditambahkan sodium asetat 3 M sebanyak 0,1 kali volume supernatan atas yang didapat. Ditambah etanol absolute dingin sebanyak 2 kali volume supernatan atas yang didapat, lalu disentrifuge lagi dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit. Supernatan yang didapat dibuang dengan hati-hati menggunakan mikropipet dan pelet selanjutnya dikering anginkan kembali. Ditambah TE secukupnya ke dalam pelet sesuai dengan banyaknya pelet yang didapat.
Penentuan kemurnian dan konsentrasi DNA genom bakteri dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Perhitungan secara kuantitatif ditentukan dengan pembacaan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm, kemudian dihitung nisbah absorbansinya. Konsentrasi DNA diperkirakan dengan pembacaan spektrofotometer pada absorbansi 260x faktor pengenceran DNA x 50 μg/m.
Penentuan kemurnian dan konsentrasi DNA genom
Penentuan kemurnian dan konsentrasi Dna genom bakteri dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Perhitungan secara kuantitatif ditentukan dengan pembacaan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm, kemudian dihitung nisbah absorbansinya. Konsentrasi DNA diperkirakan dengan pembacaan spektrofotometer pada absorbansi 260 x faktor pengenceran DNA x 50 µl/ml = [DNA] µl/ml (pembacaan pada 260 nm ekuivalen dengan 50 µl/ml DNA untai ganda)
VI. PEMBAHASAN
Gen merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada jasad keturunannya dan terdapat dalam kromosom sebuah sel jasad prokaryot maupun eukaryot. Setiap kromosom mengandung sebuah molekul DNA yang sangat panjang dengan jutaan rantai basa yang mengkode banyak gen di sepanjang rantainya. Gen sendiri merupakan unit molekul DNA atau RNA dengan pamjang minimum tertentu yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein.
DNA adalah substansi materi genetik yang merupakan salah satu makromolekul dengan peranan yang sangat penting untuk jasad hidup. DNA adalah sebuah molekul yang panjang menyerupai tali, biasanya terdiri dari dari dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda. Setiap utas heliks DNA terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai polinukleotida. Nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan oleh suatu ikatan fosfodiester.
Untuk mengisolasi DNA dari suatu sel maka dilakukan pemisahan antara protein dan asam nukleat dengan mengekstrasi nucleoprotein yang terdapat dalam sel. Metode isolasi DNA pada praktikum ini berdasarkan tiga prinsip yaitu : penumbuhan kultur bakteri, pemanenan dan pemecahan sel bakteri, dan pemurnian DNA.
Penumbuhan biakan sel
Penumbuhan ini dilakukan dengan menginokulasi bakteri pada medium cair.Pada praktikum ini menggunakan medium Luria Bertani ( LB ) yang merupakan medium standar yang memiliki sumber carbon, energi, dan mineral yang cocok untuk menumbuhkan bakteri. Penggunaan medium yang cukup ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan jumlah plasmid dan DNA kromosom sehingga didapatkan DNA yang cukup dan murni. Biakan sel ini ditumbuhkan hingga akhir fase log yang kemudian dipanen untuk diisolasi DNA nya.
Pemanenan dan pemecahan mikrobia
Pemanenan ini merupakan proses pengunduhan biakan sel setelah akhie fase log dan memisahkan sel dari medium pertumbuhan. Pada praktikum ini pemisahan sel dengan medium dilakukan dengan alat sentifus. Alat ini dapat mengendapkan sel pada bagian dasar eppendorf sehingga supernatan dapat dibuang dan diperoleh sel yang lepas dari medium. Setelah didapatkan sel maka sel tersebut dapat dipecah atau dilisis dengan pelarut organik atau senyawa alkali. Pada praktikum ini pemecahan sel dengan menggunakan larutan lisis NaOH/SDS 0,2 M dan 1% SDS . Pemberian larutan ini dilakukan Untuk memecah dinding sel bakteri sehingga Nukleoprotein kleuar dari dalam sel dan DNA dapat diisolasi.
Pemurnian DNA
Pemurnian ini dilakukan untuk memisahkan DNA dari Protein, lemak, dan karbohidrat yang berasal dari sel. Pemurnian ini dilakukan dengan alat sentrifus dengan ditambah pelaru-pelerut yang dapat mengendapkan DNA. Untuk DNA kromosom pada praktikum ini digunakan Isopropanol dan untuk mengendapkan DNA plsmid digunakan phenol / kloroform dan amonium asetat dan etanol. Prinsip dalam melakukan isolasi DNA pada praktikum ini yaitu menggunakan sentrifugasi Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm.
Penghitungan kemurnian DNA dilakukan untuk mengetahui seberapa kita mendapat DNA murni tanpa adanya kontaminasi bahan lain. Semakin kita memiliki DNA yang mendekati angka kemurnian maka dapat diketahui bahwa DNA yang didapat adalah sesuai yang kita inginkan. Dan kemurnian yang paling bagus berkisar dalam angka 1,8. Dari hasil yang didapat yang mendekati angka tersebut adalah EC 2 yaitu 1,83, berarti DNA yang didapat sebagian besar adalah DNA yang diinginkan dengan sedikit kontaminasi.
Dalam praktikum ini digunakan NaOH/SDS dan lysozim untuk merusak dinding sel maupun membran sel, sehingga isi sel dapat keluar dan akan tersuspensikan. Kemudian pada isolasi plasmid digunakan CH3COOH sebagai pemberat, maka akan terpisah antara DNA plasmid dengan kotoran maupun organel dalam sel. Plasmid akan berada pada bagian atas daripada lainnya. Karena berat jenis plasmid lebih kecil daripada kotoran maupun organel sel. Jika tidak dilakukan penambahan maka plasmid akan tercampur debgan bahan-bahan lain yang terdapat di dalam sel. Sehingga akan sulit untuk memisahkan plasmid yang tercampur dengan berbagai macam komponen punyusun sel. Jika plasmid tidak dipisahkan maka tidak akan didapatkan plasmid, sehingga tidak bisa dilakukan isolasi. Setelah plasmid dipisahkan maka ditambahkan isopropanol. Penambahan isopropanol ke larutan plasmid adalah untuk meningkatkan berat jenis plasmid sehingga jika disentrifuse plasmid akan mengendap ke bawah.
Penggunaan NaCl pada assolasi DNA kromosom adalah untuk membersihkan DNA kromosom dari bahan-bahan lain, misalnya sisa SDS yang ada, maupun kotoran-kotoran lainnya. Dengan kata lain adalah menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan selain DNA yang dimaksud agar tidak tercampur dengan bahan-bahan lain. Penggunaan khloroform adalah untuk pemurnian DNA, supaya tingkat kemurnian yang kita peroleh bisa semakin besar.
Penghitungan konsentrasi dimaksudkan untuk mengetahui kandungan DNA sampel yang didapat, sehingga akan mempermudah dalam melakukan analisis kedepannya. Penghitungan konsentrasi DNA dapat digunakan sebagai acuan untuk penambahan faktor pengenceran (misalnya) untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan. Juga dapat diketahui kerapatan DNA dalam wadah tersebut. EC 1 memiliki konsentrasi yang tinggi, maka akan sukar untuk dilakukan pengamatan tanpa faktor pengenceran yang cukup besar, karena posisinya yang terlalu rapat.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini, terlihat bahwa hamper semua isolasi DNA kromosom mengalami kegagalan. Pada sampel 1E, 3E dan 4E tidak ditemukan adanya kandungan DNA kromosom sehingga tidak didapat kemurnian DNAnya bahkan pada sampel 3E dan 4E tidak ditemukannya OD pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Ada beberapa faktor kemungkinan penyebabnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal yakni DNA kromosom rusak saat proses isolasi dan purifikasi atau DNA kromosom terbuang saat pembuangan supernatan. Pada sampel 1F dan 3F terdapat kandungan DNA sebesar 67,5 µl/ml dan 30 µl/ml namun tidak dapat diketahui kemurniannya karena kandungannya yang terlalu sedikit. Ini disebabkan mungkin karena DNA tidak terpresipitasi secara sempurna dan sebagian ikut terbuang saat pembuangan supernatan. Pada sampel 4F dan 5F terdapat kandungan DNA sebesar 107,5 µl/ml dan 6 µl/ml namun juga tidak diketahui kemurniannya karena tidak adanya hasil OD pada panjang gelombang 280 nm. Sampel 5E adalah sampel yang menunjukan hasil lebih baik karena diketahui kandungan dan kemurnian DNAnya yaitu sebesar 5 µl/ml dan 0,5 namun ini juga tidak memenuhi standart kemurnian DNA yang berkisar antara 1,8-2,0 dapat dikatakan sampel ini juga gagal karena kandungan DNA yang terlalu sedikit sehingga kemurniannya kecil. Rusaknya DNA dapat disebabkan adanya kontaminan DNAse yang dapat memotong-motong DNA. Tidak sempurnanya presipitasi DNA disebabkan karena terlalu banyaknya pengotor pada DNA tersebut sehingga DNA tidak mengendap dan cenderung lebih berikatan dengan pengotor.
V. KESIMPULAN
1. Isolasi DNA kromosom memiliki beberapa tahapan, yaitu:
a. Isolasi jaringan/mikrobia
b. Dinding dan membran sel dilisiskan
c. Diekstraksi dalam larutan
d. Dipurifikasi
e. Dipresipitasi
2. NaOH/SDS 10% dan lysozim digunakan untuk merusak dinding sel maupun membran sel (sel lisis).
3. Standart kemurnian DNA kromosom berkisar 1,8-2,0
4. Rusaknya DNA dan adanya pengotor akan mempengaruhi kemurnian DNA